Senin, 09 Januari 2012

THE WITNESS OF OUR LOVE PART 3

Uuugghh….kepalaku terbentur tembok…tapi untunglah tidak apa-apa. Aku merapikan buku-buku yang jatuh kelantai, yeah…moodku rusak jadi kuputuskan untuk pulang ke apartemen. 

Aku berjalan dengan tenang dikoridor, kulihat tiap pasang mata memperhatikanku dengan ekspresi aneh. Aku mencoba tidak peduli hingga akhirnya aku berpapasan dengan Rini yang baru saja keluar ruangan. Ia mengenakan kemeja hijau dan celana jeans panjang, Rini sedikit lebih pendek dariku.

“Hei Rif!” sapanya ceria

“Oh, halo…pulang Rin?” aku bertanya

“Iya…eh, kalo nggak salah kita satu apartemen kan ya?”

“Hmm? Aku malah nggak tau…hehehe…apa iya sih?” aku terkekeh

“Iya tau! Hhahaha…pulang bareng yuk?” ajaknya

Langkahnya tiba-tiba berhenti. Sejenak Rini terdiam memperhatikan wajahku. Aku salah tingkah dipandangi seperti itu sehingga aku mencoba menetralisir suasana. 

“Ada apa? Aku tau mukaku jelek, tapi apa harus segitunya? Hahaha” aku memaksakan diri tertawa

“Kamu kenapa Rif? Berantem yah?” tanya Rini penuh selidik

“Ah? Nggak kok…kenapa sih?” aku bingung

“Itu…itu…” Rini menunjuk sudut bibirnya sendiri

Aku menyetuh sudut bibir kiriku, ada cairan kental yang setelah kulihat adalah darah. Aku cukup kaget karena bibirku terluka. Tiba-tiba ada sesuatu yang dingin ditempelkan pada sudut bibirku. Cepat-cepat aku menoleh

“Dasar…anak cowok…kerjaannya berantem melulu” ucapnya sambil tersenyum.
Rini mengelap darah di bibirku dengan tissue basah. 

“Eh..Rin…kamu sadar nggak lagi ngapain?” aku malu diperhatikan oleh orang-orang yang lewat

”Sadar kok…” Rini masih menyeka darah dibibirku

”Hei, nggak enak dilihat orang…” aku menggenggam dan menurunkan tangannya

Rini tersipu dan menunduk ketika aku memegang tangannya. 

”Makasih ya…” aku tersenyum semanis mungkin sambil mengambil tissue basah yang digenggam oleh Rini.

Setelah mengucapkan terima kasih, aku berbalik dan berjalan pulang sambil sesekali menempelkan tissue itu ke bibir untuk menghentikan darah.

”A…Arif…?” suaranya menghentikanku.

”Ugh…apa lagi sih?  
Aku berhenti dengan agak malas

”Hm? Kenapa?” aku berbalik

”Ng…nggak jadi pulang bareng?” ia menyeret-nyeret ucapannya, gugup.

”Oh iya…hahaha…lupa…yaudah yuk pulang!” 

Kami berjalan berdampingan melewati tepian sungai menuju apartemen kami.

===========
Di apartemen,
Apartemen tempatku tinggal sebenarnya tergolong cukup mewah, walaupun bangunannya tua. Cat berwarna krem yang mendominasi seluruh bangunan membuatnya tidak terlihat tua.

Kamar XX

”Aduh! Kunci kamar di Vina!” Rini memekik sambil menyebutkan nama teman sekamarnya.

Rini mengaduk-aduk tasnya mencari sebuah kunci. Wajahnya tampak putus asa.
Aku yang berdiri disisinya hanya memperhatikan.

”Loh? Nggak bawa satu-satu apa?” aku bertanya

”Nggak…ehm…Rif…ennggg….”

”Oh…jangan bilang kamu mau numpang dikamarku…  

”Aku boleh…emmm…numpang di kamarmu dulu?” Rini tertunduk

”Yeah…bagus! Tebakanku benar…sial…padahal aku mau mandi terus tidur!”

”Nggg….gimana yah…?” aku merasa agak keberatan

”Pliiss…Vina masih sibuk di kampus…pulangnya ntar sorean…” ia berkata dengan wajah memelas

Aduh…aku bawa cewek ini ke kamarku? Nanti orang-orang punya pikiran yang nggak-nggak nih…apalagi mahasiswa kampus ku rata-rata tinggal di apartemen ini. Ah sudahlah…toh kami tidak melakukan apapun.

Kamarku terletak di tingkat paling atas. Kakakku sengaja membeli bukan menyewa kamar itu dan ia memberikannya untuk aku. Aku dan kakakku memang selalu akur, apalagi dia adalah orang yang sangat baik kepadaku, jadi dia tidak sungkan-sungkan membeli satu kamar dan diberikannya padaku.

Kami sampai di lantai paling atas. Aku merogoh saku mencari kunci kamar.

“Maaf berantakan” aku tersenyum sambil membukakan pintu

Kamarku berukuran cukup besar, 6x6 meter dengan perabotan yang cukup lengkap dan bernuansa kabin kayu yang memiliki satu jendela yang menghadap kearah menara Eiffel. Aroma hutan pinus tercium dengan jelas. Ada ranjang besar yang cukup untuk memuat 2 orang dewasa, sebuah sofa, TV, AC, kulkas, speaker surround sound, dan sebuah DVD Player. 

“Waaahh…mewah banget…kamu pasti anak orang kaya ya?” Rini menyapukan pandang ke kamarku dengan takjub.

”Bukan…ini semua kakakku yang beliin…yang kaya itu kakakku, bukan aku…” aku merasa tidak enak hati

”Ooh…Wow…ranjangnya empuk banget!” Rini duduk ditepi ranjangku dan memeluk bantal

Aku tersenyum. Kulirik jam dinding, pukul 5 sore. Matahari bersinar lembut.

Ketika aku tengah menaruh tas dan melepas sepatu, tiba-tiba Rini bertanya
“Rif?”

”Yoi?” aku menoleh

”Udah berapa cewek yang tidur disini Rif?” tatapnya penasaran

”Eh?” aku tertegun, tidak menyangka Rini bakal sefrontal ini

”Udah berapa cewek Rif?” ia mendesakku

“Nggak. Nggak ada satupun” aku kembali melepas ikatan sepatuku yang satunya

Rini hanya menganggukkan kepala dengan mulut membentuk huruf O.

4 komentar:

bandar bola mengatakan...

mantap ceritanya gan
salam kenal

Judi Online
Judi Bola
Taruhan Bola Online
Agen Judi Bola

sisilchen mengatakan...

I have been searching for this information for 3 hours, and finally I found on your website, thank you so much for the information, I wait for the next article Agen Ioncasino

Silvia Yunika mengatakan...

Situs BandarQ Terpercaya 2016
Proses Cepat & Aman | Bandar Q Online | Domino QQ | Capsa | qiuqiu | Agen Judi Poker Mudah menangnya

Join-->> bandarq

Kumpulan Cerita Seks Terbaru 2016 :
ceritasex
ceritadaunmuda

Kumpulan Berita Terupdate :
berita update

wullan mengatakan...

988betlink
Prediksi Skor Piala Dunia 2018 Russia Vs Mesir 20 Juni 2018
Prediksi Skor Piala Dunia Brazil Vs Swiss 18 Juni 2018
Prediksi Skor Piala Dunia 2018 Belgia Vs Panama 18 Juni 2018

Posting Komentar